KEBUMEN, KOMPAS.TV - Mengantisipasi banjir susulan akibat luapan Sungai Telewoyo, warga Desa Madureja, Kecamatan Puring, Kebumen, Jawa Tengah, memilih untuk mengungsi di posko pengungsian sementara, yang disediakan oleh para sukarelawan.
Seluruh warga Desa Madureja, Kecamatan Puring, memilih untuk mengungsi di posko sementara di SDN Madureja.
Warga memilih mengungsi untuk mengantisipasi adanya banjir susulan, karena hujan kembali mengguyur wilayah mereka.
Dapur umum dan tenaga medis disediakan oleg sukarelawan untuk mebantu warga yang berada di pengungsian.
Sampai Senin malam, sejumlah petugas dan sukarelawan masih terus memantau debit air Sungai Telewoyo.
Sebelumnya, sejak senin pagi hingga siang, tanggul Sungai Karanganyar di Kebumen, Jawa Tengah, jebol. Alirannya yang meluap merendam lima desa.
Permukiman warga di Desa Jatiluhur, Plarangan, Candi, Panjatan, dan Kelurahan Karanganyar, terendam banjir setinggi sekitar 50 sentimeter.
Sejumlah warga mengungsi, dan banjir diprediksi masih terjadi karena tanggul yang jebol belum diperbaiki, dan curah hujan masih tinggi.
Pondok Pesantren Al Kahfi di Desa Sumberadi di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, sebelumnya juga terendam air hingga ketinggian satu setengah meter.
Desa Sumberadi sebelumnya merupakan kawasan yang terdampak banjir terparah.
Air mulai menggenangi kawasan ini pada pukul 1 senin dini hari, dan surut sekitar pukul 5 pagi.
Air banjir diperkirakan berasal dari luapan Sungai Kedungbener. Pengelola pondok pesantren untuk sementara menghentikan aktivitas belajar, sambil membersihkan pondok pesantren dari dampak banjir.