JAKARTA, KOMPAS.TV - Pantau pergerakan harga emas terlebih dulu. Fluktuasi harga emas terjadi karena pemberian stimulus covid-19 di Amerika Serikat makin abu-abu.
Padahal sebelumnya, Donald Trump dan partai demokrat akan sepakat soal pemberian stimulus sebelum pemilu di 3 November.
Harga emas turun 2,3 persen dibanding September lalu. Namun tetap lebih tinggi 27 persen dibanding tahun lalu.
Penurunan harga emas ini berdampak juga pada cadangan devisa Indonesia.
Emas moneter, sebagai salah satu sumber cadangan devisa tercatat turun 4 persen.
Sehingga di bulan September, cadangan devisa Indonesia tercatat di angka 135,15 miliar dollar Amerika Serikat. Turun 1,4 persen dibanding bulan Agustus.
Meski sebenrnya porsi emas moneter ini tak terlalu banyak di komposisi cadangan devisa Indonesia.
Dalam 3 bulan terakhir, hargsa emas antam terbilang fluktuatif.
Posisi di bulan Agustus masih dijual di Rp 956.000 per gram. Pekan lalu ditutup di angka Rp 1.008.000 per gram.
Dalam 3 bulan terakhir, harga emas antam pernah mencapai posisi tertingginya di bulan Agustus, dengan harga Rp 1.065.000 per gram.
Analis memprediksi harga emas antam masih punya potensi untuk menguat.
Namun penguatan masih akan terbatas karena tidak ada sentimen pendorong yang kuat.