JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo menyoroti rendahnya kualitas garam rakyat.
Hal ini mengakibatkan garam rakyat sulit terserap industri.
"Masih rendahnya produksi garam nasional kita. Sehingga kemudian cari yang paling gampang yaitu impor garam, dari dulu gitu terus dan nggak pernah ada penyelesaian," kata Presiden Jokowi.
Dalam rapat terbatas secara virtual, presiden mencatat ada 738 ribu ton garam rakyat yang tidak bisa terserap oleh industri per 22 September lalu.
Perlu ada langkah-langkah perbaikan sehingga tak selalu menempuh impor sebagai cara termudah.
Presiden menekankan pentingnya perbaikan rantai pasokan dari hulu hingga ke hilir.
"Sekali lagi, persiapan pengembangan hilirisasi industri garam harus betul-betul dikerjakan dengan kemudian mengembangkan industri turunannya," lanjut Jokowi.