KENDAL, KOMPAS.TV - Minuman jamu tradisional kembali banyak diminati warga dari segala kalangan, terutama di tengah merebaknya pandemi Covid-19.
Olahan bahan-bahan seperti kunyit asam, asam jawa, kencur serta temulawak kini bisa menjadi peluang bisnis yang menguntungkan.
Cara pengolahan bahan-bahan tersebut sebenarnya sama dengan pembuatan jamu tradisional pada umumnya.
Sebelum diolah, bahan-bahan tersebut dikupas terlebih dahulu agar higienis.
Setelah bersih, bahan-bahan itu lalu dihaluskan dengan cara diparut.
Bahan-bahan yang sudah selesai diparut kemudian dicampur jadi satu dan direbus dengan air mendidih hingga matang.
Setelah matang, larutan jamu tersebut didinginkan terlebih dahulu, lalu dikemas ke dalam botol jamu yang menarik dan kekinian.
Sang peracik Istiqomah dan suami mengaku, mampu memproduksi 5 liter jamu dalam sehari.
Mereka menjual jamu dengan berbagai varian seperti kunyit asam, temulawak dan beras kencur.
Harga jamu olahannya dibanderol dengan harga Rp 6.000,- per botol.
Istiqomah memasarkan jamunya melalui sejumlah media sosial dan aplikasi percakapan Whatsapp.
Jamu hasil olahan Istiqomah juga dijual di beberapa kota lain seperti kota Semarang dan Batang.
Menurut rencana, Istiqomah akan menambah varian jamu miliknya akan dengan kunyit asam original, sirih, dan campuran temu lawak.