KETAPANG, KOMPAS.TV - Semakin sempitnya area hutan yang merupakan habitat asli, menyebabkan satu individu orang utan di Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang, masuk ke area perkebunan nanas warga.
Tim Gabungan Yayasan IAR Indonesia bersama BKSDA Kalbar pun segera melakukan translokasi atau pemindahan orang utan tersebut Proses penangkapan satu individu orang utan liar itu harus dilakukan dengan menggunakan senapan bius.
Sebelum diamankan, orang utan jantan yang diberi nama Boncel itu dilaporkan warga masuk area perkebunan sawit dan nanas milik warga sejak sebulan terakhir. Selain Boncel, tim sebelumnya juga menemukan empat orang utan lain yang berhasil dihalau masuk kembali ke area hutan.
Namun setelah dilakukan pemantauan sejak awal Agustus lalu, Boncel yang diperkirakan berusia 30 hingga 40 tahun itu terpaksa ditranslokasikan karena tidak memungkinkan untuk turut dihalau masuk area hutan yang jaraknya cukup jauh.
Keberadaannya yang semakin dekat dengan area masyarakat itu diduga karena hutan yang merupakan habitat asli semakin sempit dan tidak menyediakan makanan cukup. Karena dalam kondisi sehat serta untuk menghindari kemungkinan konflik dengan masyarakat, Boncel kembali dilakukan pelepasliaran ke wilayah lain yang masih memiliki area hutan.
Bagi tim pemerhati orang utan, translokasi seperti ini dinilai hanya merupakan solusi sementara, karena masih ada kemungkinan orang utan kembali masuk wilayah masyarakat karena semakin sempitnya area hutan yang dialihfungsikan menjadi perkebunan.
Ditambah kebakaran hutan dan lahan yang sering terjadi setiap musim kemarau beberapa tahun terakhir, semakin memperburuk habitat salah satu primata eksotis kebanggan Indonesia yang terancam punah ini.
#Orangutan #BKSDA