PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Tidak selamanya musim kemarau selalu membawa bencana bagi para warga. seperti yang dialami para perajin batu bata merah, di Desa Kebonrowopucang, Karangdadap, Kabupaten Pekalongan.
Cuaca yang panas akibat musim kemarau, mempercepat proses penjemuran, pengeringan dan pembakaran batu bata merah. Hal ini berimbas pada naiknya produksi para perajin yang biasanya 500 buah perhari naik menjadi 1500 sampai 2000 batu bata. Perbuahnya, perajin bisa menjual Rp 600, Belum dengan ongkos kirim yang disepakati.
Sementara Kepala Desa Kebonrowopucang Slamet Nurudin mengatakan dari data yang ada, 300 Kepala keluarga memproduksi batu bata merah. dari 300 KK itu, ada 100 unit gardu atau tempat pembuatan batu bata merah. Pihaknya juga mengungkapkan, kenapa Desa ini dijuluki sentra produksi batu bata, karena dulu Desa ini kesulitan mendapatkan air bersih saat kemarau dan tidak adanya irigasi. sehingga tanah direndahkan agar bisa mendapatkan air salah satunya diambil untuk dijadikan batu bata.
Pihaknya menambahkan, adanya perajin batu bata merah ini sangat membantu sekali perekonomian warga Desa Kebonrowopucang.
#Perajin #Kemarau