KOMPAS.TV - Warga di Kabupaten Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara tengah mereguk manisnya budidaya tanaman nilam.
Harga minyak nilam dalam sepekan terakhir, melonjak. Dari Rp 325.000 sejak akhir oktober 2019 lalu, kini naik menjadi Rp 635.000 per kilogram.
Awalnya, Warga Desa Ulumowewe, Kecamatan Mowewe, Kolaka Timur, Sulawesi Tenggara, membudidayakan tanaman nilam, karena tidak membutuhkan banyak perawatan, dan umurnya yang pendek.
Setelah berusia 6 hingga 8 bulan, tanaman nilam bisa dipanen setiap 3 bulan sekali, untuk diolah menjadi minyak.
Warga dalam sepekan ini tengah merasakan manisnya budidaya tanaman nilam. Harga minyak nilam, naik. Dari Rp 320.000 per kilogram sejak akhir oktober 2019 lalu, kini naik menjadi Rp 635.000 rupiah per kilogram.
Kenaikan harga disebabkan stok bahan baku di dalam dan luar negeri yang mulai berkurang.
Sejak kenaikan harga, sejumlah petani mulai menjual minyak nilam yang selama ini mereka simpan, untuk menambah pendapatan di masa pandemi covid-19.
Minyak nilam biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi, sampo herbal, dan obat anti-jamur.