KUPANG, KOMPAS.TV - Musibah tenggelamnya kapal nelayan Kasih 25, di selat Pukuafu, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tengara Timur, Minggu siang kemarin, selain akibat angin kencang dan gelombang tinggi juga diduga akibat over load atau kelebihan muatan.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kupang, Aprianus Hangki mengakui, kapal nelayan tersebut awalnya bertolak dari pesisir pantai Tablolong, Kabupaten Kupang menuju ke Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao dengan mengangkut 28 orang. Dimana 12 orang merupakan anak buah kapal (ABK) sedangkan 16 orang lainnya adalah penumpang.
"Kami baru tahu kalau kapal tersebut angkut penumpang, setelah terjadi kecelakaan dan diinformasikan oleh nahkoda kapal. Awalnya kami hanya mendapat konfirmasi bahwa kapal tersebut berangkat dari Tablolong ke Rote,"ungkap Hangki saat dikonfirmasi Minggu malam.
Guna memastikan penyebab kecelakaan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Kupang sedang berkoordinasi dengan Polres Kupang guna melakukan penyelidikan.
Hingga Senin siang, tim Basarnas bersama masyarakat nelayan berhasil menemukan 21 korban kapal tenggelam. Dari jumlah tersebut, 2 orang meninggal dunia, sedangkan 19 lainnya selamat.
Upaya pencarian masih terus dilakukan oleh tim Basarnas dibantu anggota Polair Polda NTT dan masyarakat Kabupaten Rote Ndao.
#KapalNelayan #KapalMuatPenumpang #KapalTerbalik