KOMPAS.TV - Rencana produksi massal kalung eucalyptus yang diklaim Kementerian Pertanian, bisa berpotensi menjadi anti-virus corona, menuai kritik dan keraguan.
Pasalnya, selain belum mengantongi hasil uji klinis, klaim penangkal virus pada produk kalung ekaliptus ini, bisa berpotensi membuat masyarakat salah persepsi dan semakin abai terhadap protokol kesehatan.
Kalung dengan klaim antivirus corona, yang dikembangkan Kementerian Pertanian kini dihujani kritik, setelah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengumumkan segera memproduksinya secara massal, bulan Agustus mendatang.
Pasalnya, kalung aromaterapi berbahan dasar daun ekaliptus ini belum lolos uji klinis.
Diperkenalkan pada Mei 2020, tak hanya kalung, sejumlah produk yang diklaim berpotensi menangkal covid-19 dan mencegah virus berkembang biak ini diklaim telah memiliki hak paten.
Namun, riset yang dilakukan, belum dipublikasikan lewat jurnal ilmiah, dan tidak spesifik menggunakan virus sars-cov-2 yang menjadi penyebab wabah covid-19.