BENGKULU, KOMPAS.TV - Dinas Kesehatan provinsi Bengkulu memastikan tidak ada penolakan terhadap pasien kecelakaan lalu lintas yang akhirnya meninggal.
Sistem rujukan yang diduga salah menjadi penyebab tidak maksimalnya penanganan pada pasien kecelakaan.
Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Herwan Antoni menyatakan, ada kekeliruan saat rumah sakit swasta Asyifa, yang pertama kali menangani korban kecelakaan lalu lintas.
Korban tidak langsung dirujuk ke RSUD Muhammad Yunus, padahal korban membutuhkan tindakan dari dokter bedah syaraf.
Sementara, pihak RSUD Muhammad Yunus Bengkulu menyatakan, layanan kesehatan mereka tetap buka, tetapi dibatasi, lantaran RSUD jadi rumah sakit rujukan utama penanganan Covid-19 di provinsi Bengkulu.
Sebelumnya pria berusia 24 tahun di bengkulu mengalami kecelakaan berkendara pada Senin dini hari.
Pihak keluarga membawa korban ke rumah sakit rujukan yang berjarak 3 jam perjalanan dari rumah sakit awal.
Korban kemudian sempat ditolak 4 rumah sakit di kota Bengkulu, hingga akhirnya mendapat penanganan di RS Muhamad Yunus, tetapi sayang nyawa korban tidak tertolong.
Diketahui, korban mengalami kecelakaan tunggal di perbatasan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Seluma
Korban sempat dilarikan di rumah sakit terdekat dengan lokasi kecelakaan.
"Adik saya laki-laki umur 24 tahun kecelakaan tunggal, setengah jam dari kecelakaan dibawa ke rumah sakit swasta RS Asyifa," ujarnya mengisahkan.