JAKARTA, KOMPAS.TV - Belakangan, hasil riset peneliti Universitas Harvard meragukan kemampuan Indonesia mendeteksi virus corona menyebar dan pernyataan itu berbanding terbalik dengan laporan Global Health Security atau Ketahanan Kesehatan Global 2019 yang dirilis The Economist Inteligence Unit yang menempatkan kemampuan Indonesia di posisi 30 dari 195 negara.
Di lingkaran terdekat Indonesia otoritas resmi Malaysia melaporkan 18 kasus, Singapura 43 kasus corona positif, Filipina 3 kasus dan 1 orang meninggal, Thailand 32 kasus dan Vietnam 14 kasus.
Jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona terus meningkat.
Komisi Nasional Kesehatan China menyebut, hingga Selasa (11/02/2020) waktu setempat sudah 1.016 orang meninggal di China daratan.
Sedang dua lainnya meninggal di Hong Kong dan Thailand.
Total sudah 1.018 orang meninggal.
Sementara jumlah orang yang terinfeksi virus ini lebih dari 42.000 pasien.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengklaim hingga kini virus corona tidak masuk ke Indonesia.
Presiden meminta jajarannya terus memberikan perkembangan terbaru kepada media massa terkait penanganan virus corona sehingga tidak ada keraguan dari dunia Internasional.
Menteri kesehatan Terawan Agus Putranto menegaskan, Indonesia tak pernah menutup-nutupi terkait virus corona.
Terawan menambahkan, sejauh ini pihaknya sudah bekerja sesuai standar Internasional dalam melakukan proses pengecekan virus corona.
Terkait 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China, Menteri Kesehatan menyebut, masa observasi akan berakhir 15 Februari nanti.
Namun pemerintah belum memutuskan teknis pemulangan mereka ke daerah asal.
Sementara itu, seiring meningkatnya wabah virus corona, permintaan masker pun makin meningkat.
Para pedagang di Pasar Pramuka, Jakarta, mengaku, stok ketersediaan masker mulai terbatas akibat langkanya pasokan dari distributor.
Sebagian toko bahkan kehabisan stok sama sekali, harganya pun melejit hingga ratusan kali lipat.
Pemerintah harus terbuka mengabarkan kepada warganya terkait penanganan virus corona.
Sambil terus memberikan pemahaman sehingga tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Simak pembahasan berikut bersama Tenaga Ahli Utama KSP Dany Amrul Ichdan, Anggota Komisi IX DPR Fraksi PPP Anas Thahir, serta Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, dan Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto.