Hari ini, 26 desember, fenomena alam gerhana matahari cincin atau GMC, bakal menyambangi sejumlah wilayah di Indonesia. Sementara sebagian daerah lain di Indonesia hanya bisa mengamati gerhana matahari sebagian. Masyarakat Indonesia akan disuguhi dengan fenomena 'cincin api'. Bayangan bulan hanya menutupi bagian tengah matahari dan menyisakan pemandangan bagian cerah, serupa cincin api di angkasa.
Badan meteorologi dan geofisika (BMKG) menyebut, fenomena GMC secara penuh, hanya bisa dinikmati di sebagian wilayah Indonesia. Terdapat 7 provinsi,yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Bagi masyarakat yang berada di luar provinsi tersebut hanya bisa menikmati gerhana matahari sebagian. Sebab posisi kota-kota di luar tujuh provinsi tersebut, tak memungkinkan melihat sudut tepat, ketika bulan menutup matahari serupa cincin.
Sementara itu, Observatorium Boscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, akan melakukan pengamatan sekaligus mengajak masyarakat, nonton bareng fenomena alam gerhana matahari cincin. Tepatnya di Lapangan Sinapel, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Di langit Bandung dan sekitarnya, fenomena alam gerhana matahari cincin, akan terbentuk seperti matahari sabit. Peneliti observatorium boscha, menyebut gerhana matahari cincin di mulai sejak pukul 10.46 WIB dan puncaknya pada pukul 12.38 WIB. Dan akan berakhir pada pukul 14.24 WIB.
Di Medan, Sumatera Utara, Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah telah bersiap sejak 23 Desember lalu. 3000 kacamata khusus akan disediakan bagi masyarakat yang akan menyaksikan fenomena alam gerhana matahari cincin. Selain itu, teropong lubang jarum raksasa juga disiapkan.
Untuk Sumatera Utara, fenomena langka ini bisa disaksikan di wilayah Sibolga dan Padang Sidempuan, namun untuk di wilayah kota Medan, fenomena alam tersebut akan terlihat sekitar 90,6 persen atau gerhana matahari sebagian. Sementara gerhana matahari cincin, merupakan fenomena perdana melintasi langit Provinsi Aceh, dalam kurun waktu 150 tahun. Yang akan terlihat di kabupaten Simeulue dan Aceh Singkil pada Kamis ini. Sejumlah persiapkan pun dilakukan Pusat Riset Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) Universitas Syiah Kuala, di Banda Aceh.