Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengomentari pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan sekarang, Edhy Prabowo. Pasalnya, Edhy menganalogikan ekspor benih lobster dengan pembukaan ekspor bijih nikel. Menurutnya, prinsip kebijakan ekspor benih lobster ini sama halnya dengan kebijakan ekspor nikel yang dilakukan pada tahun 2016 lalu.

Meski demikian, mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti memiliki pendapat lain. Menurutnya, lobster dan nikel adalah dua hal yang berbeda dan tidak bisa disamakan. Lobster adalah binatang laut yang bisa berkembang biak. Sementara, nikel adalah sumber daya alam yang dapat habis suatu saat nanti, apabila terus diekspolitasi. Berikut bunyi cuitan Susi di Twitter :

Nikel itu benda mati tidak bisa beranak pianak diambil akan habis. Lobster itu mahluk hidup bernyawa, berkembang biak/ beranak pianak. Kita jaga habitat& keberlanjutan bibit2nya di alam pasti Lobster itu akan tetap ada, banyak sepanjang masa untk kita ambil, makan & jual

Lobster itu SDA yg Reneawble. Salah satu dr sedikit SDA laut yg bisa diakses/ ditangkap dg mudah oleh pancing, bubu dr para nelayan kecil di pesisir. Pengambilan tidak perlu dg kapal besar/alat modern lainnya. Negara wajib menjaga sumber livelyhood nelayan kecil ini dg Benar&Baik

\"Pengelolaan SDA yg renewable secara instant extractive & massiv harus dilarang. Apalagi pengambilan plasmanutfahnya. Its A NO NO !! Sblm thn 2000 an Lobster ukuran >100 gram di Pangandaran & sekitarnya pd saat musim bisa 3 sd 5 Ton per hari. Sekarang 100 kg/ hari saja tdk ada.\"