Skuter listrik tengah menjadi tren anak muda di Jakarta. Sejak perusahaan start up menyewakannya via aplikasi, banyak anak muda memakai kendaraan mikro ini. Namun, kebanyakan dari pemakai skuter listrik kebanyakan sekedar untuk mencoba-coba di jalanan ibu kota.
Lain hal dengan Anto, pegawai swasta yang bekerja di bilang Sudirman. Ia memakai skuter listrik pribadi miliknya untuk kebutuhan mobilitas dari rumah ke kantor. Ia menggunakannya untuk multi commuting, pergi dari rumah kendarai skuter menuju stasiun MRT. Di stasiun dan gerbong MRT skuter dilipat agar mudah dibawa dan tidak memakan tempat. Setelah sampai di stasiun terdekat kantor ia kembali menggunakannya untuk menuju kantor.
Anto bercerita ia mengetahui kendarai mikro ini saat kuliah pasca sarjana di luar negeri.
Hasilnya ia menghemat banyak waktu dengan cara multi commuting menggunakan skuter listrik dan transportasi umum ketimbang naik mobil pribadi. Saat masih aktif menggunakan mobil pribadi dari rumah dibilangan Cipete ke kantor di Sudirman ia habiskan waktu 1 jam lebih karena macet. Dengan caa multi commuting ia hanya habiskan waktu perjalanan 30 menit.
Fani Rachmita, manajer komunikasi Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) mengatakan kendaraan jenis microbility semacam skuter listrik bisa jadi pilihan alternatif masyarakat ibukota. Kendaraan micromobility secara umum diperuntukkan mobilitas jarak pendek. Sehingga, cocok untuk mengantarkan pengguna ke stasiun transportasi massal seperti MRT atau KRL.