TRIBUN-VIDEO.COM – Bulan adalah satu-satunya satelit alami yang dimiliki oleh Bumi dan merupakan benda angkasa paling dekat dari Bumi.
Sebutan lain untuk Bulan dalam bahasa Inggris modern selain moon adalah lunar yang berasal dari bahasa Latin Luna.
Sebutan lainnya yang kurang umum adalah selenic dari bahasa Yunani Kuno Selene (Σελήνη) yang kemudian menjadi dasar penamaan Selenografi atau ilmu yang mempelajari tentang Bulan.
Bulan juga menjadi benda kedua yang paling terang kedua setelah Matahari jika dilihat dari Bumi dengan magnitudo Bulan -12,7, sedangkan magnitudo Matahari -26,4.
Bulan adalah satelit kelima terbesar di Tata Surya setelah Ganymede, Titan, Callisto, dan Io.
Diameternya Bulan adalah 3.476 km atau sepertiga dari diameter Bumi, dan memiliki massanya sebesar 7,35 x 10^22 kg.
Jarak rata-rata Bulan dari Bumi adalah sejauh 384.403 km sehingga Bulan seolah memiliki ukuran yang sama dengan Matahari.
Karena ukuran Bulan dan Matahari di langit Bumi terlihat sama mengakibatkan adanya gerhana Matahari.
Permukaan Bulan
Bulan dapat dilihat cukup jelas dari Bumi tanpa harus menggunakan teleskop atau binokular.
Sekilas permukaan Bulan tampak datar dan halus.
Padahal permukaan Bulan tidak rata, berbukit-bukit dan memiliki banyak kawah.
Karakteristik permukaan tersebut mempengaruhi tingkat kecerahan Bulan jika dilihat dari bumi.
Daerah yang tampak lebih terang memiliki permukaan yang berbukit-bukit dan penuh kawah, sedangkan daerah yang lebih gelap adalah permukaan yang memiliki sedikit kawah.
Perbedaan kecerahan di permukaan Bulan juga diakibatkan karena perbedaan material batuan yang terkandung di kawasan tersebut.
Batuan yang berada di bagian dataran tinggi berupa anorthosit yang mengandung kalsium dan aluminum silikat.
Sedangkan batuan yang menyusun bagian dataran rendah adalah basalt yaitu lava beku yang banyak mengandung besi, magnesium, dan titanium silikat.
Atmosfer Bulan
Banyak yang mengira Bulan tidak mempunyai atmosfer atau hampa udara.
Padahal sebenarnya Bulan memiliki atmosfer yang sangat tipis sehingga tekanan udaranya sangat rendah.
Tiap meter persegi permukaan Bulan mengandung 2 milyar molekul udara dengan kerapatan hanya 1/100 triliun atmosfer Bumi dan hanya memiliki massa total atmosfer sebesar 10 ton.
Atmosfer Bulan hanya ada pada malam hari, sedangkan di siang hari dominasi partikel-partikel angin Matahari yang berkecepatan tinggi menyebabkan molekul-molekul udara Bulan terhalau ke antariksa.
Angin Matahari adalah partikel-partikel energetik yang dihembuskan Matahari ke seluruh penjuru secara kontinu, 95 % diantara berupa proton dan elektron.
Sisanya adalah ion positif dari isotop Helium-3, Helium-4, Neon-20, Neon-21, Neon-22 dan Argon-36.
Jumlah proton Matahari yang diterima Bulan tergantung pada posisi Bulan terhadap Bumi dan magnetosfer Bumi.
Dari 27 hari periode revolusi Bulan 18 hari diantaranya menempatkan Bulan berada di luar magnetosfer Bumi.
Sedangkan proton Matahari yang diterima permukaan Bulan dalam tiap meter kubik mencapai 100 ribu hingga 200 ribu butir, bergerak dengan kecepatan bervariasi antara 450 hingga 650 m/detik.
Sementara dalam 5 hari selanjutnya Bulan melintas dalam magnetosfer Bumi sehingga tak satupun proton Matahari terdeteksi.
Dan pada 4 hari sisanya Bulan melintas di batas magnetosfer Bumi sehingga proton Matahari mampu menjangkau permukaan Bulan namun pada kecepatan yang jauh lebih rendah.
Terdapat dua alasan mnegapa atmosfer di bulan sangat tipis, pertama tidak adanya aktivitas vulkanik dan yang kedua adalah massa Bulan yang terlalu kecil.
Aktivitas vulkanik merupakan salah satu penghasil gas dan pembentuk atmosfer di masa awal pembentukannya.
Selain itu, karena massa Bulan terlalu kecil sehingga gaya gravitasi yang dihasilkan tidak cukup untuk menahan gas-gas yang terbentuk.
Kecepatan lepas di Bulan hanyalah 2,4 km/detik, jika dibandingkan di Bumi yang sebesar 11,2 km/detik.
Dengan kecepatan lepas sekecil itu gas yang ada di Bulan dapat bergerak lepas tanpa pengaruh gravitasi sehingga tidak ada udara di permukaan Bulan.