TRIBUN-VIDEO.COM - Candi Ijo adalah candi agama Hindu yang terletak di Dukuh Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Candi Ijo terletak di bukit Gumuk Ijo, kira-kira 18 km di sebelah timur kota Yogyakarta.
Lokasi Candi Ijo tidak jauh dari Candi Ratu Boko.
Candi Ijo terletak di ketinggian 375 meter di atas permukaan laut (Mdpl) dan merupakan candi yang letaknya paling tinggi di Yogyakarta.
Luas kompleks Candi Ijo sekitar 0,8 Hektar. (1)
Sejarah
Penyebutan nama desa Ijo disebut pertama kali di dalam Prasasti Poh yang berasal dari tahun 906 Masehi.
Dalam Prasati Poh tersebut ditulis tentang seorang hadirin upacara yang berasal dari desa Wuang Hijau.
Arsitektur
Kompleks Candi Ijo merupakan kompleks percandian yang berteras-teras.
Teras-teras kompleks Candi Ijo semakin meninggi ke belakang sisi timur dengan bagian belakang sebagai pusat percandian.
Bangunan Candi Ijo juga berundak-undak dan memiliki 17 buah bangunan yang berada pada 11 teras berundak.
Di kompleks Candi Ijo ini, posisi bangunan pada setiap teras dibedakan dari tingkat kesakralannya.
Bangunan di Candi Ijo yang berada pada teras tertinggi merupakan bangunan paling sakral. (1)
Teras pertama Candi Ijo adalah teras berundak yang membujur dari barat ke timur.
Sedangkan bangunan pada teras teratas merupakan pagar keliling dan delapan buah lingga patok.
Di teras terakhir Candi Ijo ini terdapat candi utama yang berdiri lengkap dengan tiga candi perwara.
Pada candi utama ini terdapat sebuah bilik dengan Lingga Yoni yang melambangkan Dewa Siwa yang menyatu dengan Dewi Parwati.
Sedangkan di dalam candi-candi perwara, terdapat arca candi yang konon merupakan kendaraan Dewa Siwa dan meja batu atau disebut padmasana.
Beragam seni rupa juga tergambar di kompleks Candi Ijo.
Diantaranya adalah ukiran kala makara dengan motif kepala ganda dan beberapa atributnya.
Di Candi Ijo terdapat sebuah prasasti yang belum diketahui maksudnya hingga saat ini.
Prasasti tersebut terletak pada teras ke-9 Candi Ijo yang bertulisan Guywan atau Bhuyutan yang berarti pertapaan.
Prasasti lainnya terbuat dari batu berukuran 14 cm dan tebal 9 cm dan bertuliskan “Om sarwwawinasa, sarwwawinasa” berulang hingga 16 kali.