Kebakaran brewok begitulah istilah yang digunakan Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade untuk menyebut partai koalisi Jokowi-Ma'ruf yang bereaksi terhadap kedekatan Partai Gerindra dengan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri. Ketiganya memang bertemu di Kongres PDI Perjuangan di Sanur, Bali pekan lalu. Menurut Andre seharusnya pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Jokowi dan Megawati diapresiasi sebagai sikap seorang negarawan demi menjaga keutuhan NKRI.
Namun tudingan tersebut dibantah oleh Partai Nasdem. Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate menyatakan penolakan dilakukan oleh seluruh Partai Koalisi Indonesia Kerja. Menurutnya partai yang tergabung dalam koalisi tidak pernah membahas soal perluasan koalisi. Dia juga menambahkan Gerindra harusnya mengambil posisi yang sehat dengan berada di luar pemerintahan.
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memang semakin terlihat dekat dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Pertemuan pertama keduanya terjadi saat Prabowo menyambangi rumah Mega beberapa waktu lalu.
Setelahnya prabowo kembali hadir di Kongres PDI-P di Bali pekan lalu. Di tempat ini pula Prabowo bertemu presiden terpilih yang juga kader PDI-P Joko Widodo. Karena semakin mesra itu pula muncul isu yang menyebutkan Gerindra akan bergabung dengan Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin mendatang.
Namun ditolak di koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin bukan berarti langkah Gerindra tersebut serta merta didukung mantan koalisinya sebagai penyokong Prabowo-Sandiaga Uno. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyatakan ada "penumpang gelap" yang tidak suka melihat kedekatan Prabowo dengan Megawati dan Jokowi. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono pun meminta "penumpang gelap" tersebut untuk meninggalkan Partai Gerindra.
#Gerindra #Prabowo #Jokowi