Minggu (4/8) malam, Jakarta dan sekitarnya gelap gulita. Lampu yang menyala hanya berasal dari bangunan yang memiliki penyuplai listrik mandiri atau genset. Listrik yang padam ini sudah terjadi sejak pukul 11.48 WIB. Tak hanya di jakarta dan sekitarnya, putusnya aliran listrik juga terjadi di wilayah Jawa Barat, Banten, dan jawa tengah.
Tak hanya membuat lampu pengatur lalu lintas ikut padam dan berimbas pada kacaunya arus lalu lintas, padamnya listrik juga membuat perjalanan kereta listrik atau KRL dan Moda Raya Terpadu (MRT) terganggu. Akibat putusnya aliran listrik ke sebagian Pulau Jawa sejak 4 Agustus lalu, bisnis ritel di Jakarta saja dihitung merugi hampir Rp 200 miliar.
Polisi pun turun tangan menyelidiki pemadaman listrik ini. Bekerja sama dengan PLN, polisi akan berfokus pada masalah teknis dan dugaan kelalaian manusia termasuk unsur kesengajaan atau sabotase dari pihak tertentu.
Meski demikian, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN I Made Suprateka membantah dugaan sabotase atas pemadaman listrik ini, Senin (5/8) sore. Made Suprateka justru menyebut awal mula padamnya listrik disebabkan oleh pohon yang tumbang di jaringan transmisi listrik 500 kilovolt di Ungaran-Pemalang.
Selain akibat pohon setinggi 9 meter, Made juga menyebut proses pemulihan pasokan listrik membutuhkan waktu untuk membangkitkan dan mendistribusikan listrik dalam jaringan dari pembangkit di Jawa bagian barat.
Mengikuti instruksi presiden, PLN akan segera membangun jaringan 500 KV di utara dan selatan. Langkah ini dilakukan untuk menambah sistem pasokan cadangan kebutuhan listrik jawa bagian barat yang beban listriknya paling besar.
#MatiListrik #JakartaMatiListrik #MatiLampu