Bertempat di Desa Kebun Dadap, Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, ratusan warga yang mayoritas adalah petani garam menggelar Tradisi Nyadar, sebagai bentuk syukur atas adanya garam yang hingga saat ini menjadi sumber penghasilan mereka sehari-hari.
Tradisi Nyadar ini dimulai sejak pagi. Ratusan panjang, sejenis nampan dengan tudung saji khusus berwarna merah, yang berisi nasi dan lauk pauk diletakkan berjejer di sekitar areal makam Syeh Angga Suto, oleh para ibu.
Syeh Angga Suto adalah salah seorang wali Allah, yang dipercaya sebagai orang pertama kali menemukan garam.
Ratusan panjang yang di jejer ini, dijaga oleh keturunan Syeh Angga Suto, hingga rangkaian acara Nyadar dimulai. Satu persatu para ibu membawa panjangnya masing-masing ke lokasi Nyadar digelar. Di atas panjang, terdapat kembang yang dibungkus dengan daun pisang. Para tokoh adat, yang merupakan keturunan langsung dari Syeh Angga Suto memimpin langsung rangkaian acara Nyadar ini.
Tradisi Nyadar, dimulai dengan nyekar ke makam Syeh Angga Suto, yang dipimpin langsung oleh keturunan yang sekaligus menjadi tokoh adat. Sebelum nyekar dilakukan perwakilan keluarga Syeh Angga Suto mengambil seluruh kembang yang dibungkus di atas panjang. Semua kembang yang dibungkus di bawa ke sebuah peristirahatan, tidak jauh dari lokasi makam, tempat para tokoh adat berkumpul.
Setelah semua kembang dikumpulkan para tokoh adat dan ratusan warga lain masuk ke makam Syeh Angga Suto. Di sana mereka membaca doa dan mengucapkan syukur atas karunia garam, yang menjadi mata pencaharian mereka. Setelah nyekar usai para tokoh adat menuju pada ratusan panjang yang dijejer untuk makan bersama.
Sebelum makan bersama dilakukan, perwakilan tokoh adat membakar kemenyan di tengah-tengah warga dan dilanjutkan dengan pembacaan doa. Setelah doa bersama usai, tokoh adat mulai membuka tudung saji yang berwarna merah, sebagai penanda bahwa makan bersama segera dimulai.
Warga berharap dengan menggelar tradisi nyadar yang diawali dengan nyekar ke makam Syekh Angga Suto dan diakhiri makan bersama ini, mendapatkan berkah dan niat baiknya dimudahkan oleh yang maha kuasa, Sehingga produksi garam tahun ini melimpah dan harganya mahal sesuai dengan harapan petani garam.
Tradisi nyadar merupakan upacara wajib bagi warga petani garam, khususnya di desa Pinggir Papas dan Kebun Dadap yang merupakan pusat produksi garam di Kabupaten Sumenep.
Setiap tahun upacara nyadar dilaksanakan sebanyak tiga kali. Dua kali di lakukan di desa Kebun Dadap, Kecamatan Saronggi, dan satu kali di rumah warga di Desa Pinggir Papas dan Karanganyar. Tradisi Nyadar ini sebagai bentuk syukur mereka kepada Allah atas adanya garam yang ditemukan pertama kali oleh Syekh Angga Suto.