Jurnalis KompasTV Aiman Witjaksono mewawancarai Guru Besar Universitas Bhayangkara Jakarta sekaligus Peneliti LIPI, Hermawan Sulistyo, terkait pelaku penembakan di Kerusuhan 21-22 Mei 2019. Ia pernah menjadi Ketua Tim Investigasi Kerusuhan 1998 lalu. Hermawan menganalisa bahwa eksekusi para korban kerusuhan tidak dilakukan tepat di lokasi, melainkan di tempat lain. Kemudian, korban sengaja ‘dijatuhkan’ di tengah-tengah keramaian pada lokasi kerusuhan. Hal ini memungkinkan karena tidak ditemukan jejak atau pun saksi mata.
Korban kerusuhan juga diduga ditembak oleh sesesorang dengan posisi tiarap. “Karena sebagian korban sudut tembakannya dari sudut bawah ke atas, misalnya dari lengan sampai bahu dekat leher. Artinya, kalau di tengah kerusuhan tidak mungkin. Dia bisa terinjak-injak,” jelas Hermawan. Lebih lanjut, Hermawan menyebut eksekusi korban bertujuan memicu kerusuhan yang lebih besar dengan cara merekam penemuan korban dan menyebarkannya hingga viral.
Lantas, apa tujuan kerusuhan ini? Bagaimana pula Hermawan mendapatkan sejumlah analisa ini? Simak jawabannya dalam program Aiman episode Kerusuhan Pasca Pemilu, Apa yang Dituju bagian kedua berikut ini?