TRIBUN-VIDEO.COM - Pelatih Persebaya Surabaya, Djadjang Nurdjaman, mengakui strategi yang diterapkan tidak berjalan sesuai dengan harapan.
Pada final leg pertama Piala Presiden 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (9/4/2019), Bajul Ijo harus menerima hasil imbang 2-2 melawan Arema FC.
Persebaya sempat dua kali unggul melalui gol Irfan Jaya (menit ke-8) dan Damian Lizio (pen-72').
Akan tetapi, Arema FC selaku tim tamu bisa membuat skor sama kuat melalui Hendro Siswanto (32') dan Makan Konate (78').
Menurut pelatih yang akrab disapa Djanur itu, cedera yang dialami Muhammad Hidayat membuat lini tengah Persebaya dikuasai tim tamu.
"Di awal babak pertama, kami bermain sangat bagus dengan berfungsinya Hidayat. Namun, setelah itu, Hidayat keluar karena cedera, lini tengah dikuasai Arema," kata Djanur seusai pertandingan.
Djanur menyebut Hidayat memang tidak fit 100 persen, tetapi ia memaksakan Hidayat untuk tetap bermain.
Posisi Hidayat lantas digantikan Fandi Eko Utomo di lini tengah.
Djanur menilai, masuknya Fandi Eko akan mempertajam serangan Persebaya.
Meski Fandi kurang siap dimainkan, mantan pelatih Persib Bandung ini tetap yakin bisa mengandalkan Fandi Eko.
Alasannya sederhana, Persebaya bermain di kandang sendiri. Namun, strategi yang ia terapkan tidak sesuai ekspektasi.
Lini tengah Persebaya justru tidak bisa berbuat banyak.
"Saya pikir secara logis ketika memasukkan Fandi, bisa mempertajam lini serangan," ujar Djanur.
Namun, serangan demi serangan justru dilancarkan Arema FC hingga mampu membalas gol dan menyamakan kedudukan.
"Misbakus Solikin tadi agak didorong ke depan untuk menggantikan posisi Hidayat, tetapi sepertinya memang kurang sesuai harapan," katanya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Persebaya Vs Arema, Djanur Akui Strategi Tak Berjalan Sesuai Harapan", https://bola.kompas.com/read/2019/04/10/11400038/persebaya-vs-arema-djanur-akui-strategi-tak-berjalan-sesuai-harapan.