Sepanjang pekan lalu, rupiah terdepresiasi 0,4 persen. Gejolak ekonomi di kawasan Eropa membuat Dollar semakin perkasa. Pekan lalu, kurs rupiah dibuka di level 14.185 dan ditutup di 14.243 per Dollar Amerika Serikat pada akhir perdagangan pekan lalu.
Bank Indonesia melihat pelemahan kurs rupiah lebih disebabkan oleh faktor eksternal, yakni memburuknya outlook ekonomi beberapa negara di Eropa serta pelemahan mata uang Lira dan Peso Argentina.
Meski demikian, secara fundamental ekonomi domestik dalam kondisi baik. Secara tahunan, pergerakan kurs rupiah masih positif. BI menekankan pentingnya pertumbuhan ekspor padat karya, seperti otomotif dan tekstil, untuk menjaga momentum pertumbuhan.
#PelemahanRupiah #RupiahMelemah #EkonomiIndonesia