Siapa yang tidak kenal dengan sosok ulama besar yang satu ini. Dialah yang berjuluk sang hujjatul islam alias pembela Islam. Gelar ini merupakan gelar istimewa, diberikan kepada para ulama karena keberhasilannya bertindak sebagai penyanggah berbagai serangan yang ingin merancukan ajaran Islam, baik dari pihak eksternal maupun internal Muslimin sendiri.
Imam Al-Ghazali adalah seorang ilmuwan Muslim yang banyak menulis karya, dan salah satu karya besarnya adalah Ihya Ulumuddin. Sebagai seorang ulama pembela Islam, beliau telah bertindak ibarat seperti dokter dan psikolog yang mampu mengobati sakit dan gangguan yang menimpa jiwa umat Islam. Diantara pesan istimewa menggetarkan hati dari beliau adalah sebagai berikut.
anak, katakanlah anak-anak itu lebih mulia daripada kita, karena mereka belum banyak melakukan dosa daripada kita. Apabila bertemu dengan orang tua, dia lebih mulia daripada kita karena dia sudah lama beribadah. Jika berjumpa dengan orang alim, dia lebih mulia daripada kita karena banyak ilmu yang telah mereka pelajari dan ketahui. Apabila melihat orang jahil, mereka lebih mulia daripada kita karena mereka membuat dosa dalam kejahilan, sedangkan kita membuat dosa dalam keadaan mengetahui. Jika melihat orang jahat, jangan anggap kita lebih mulia kerana mungkin satu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya.
2. Yang jauh itu waktu, yang dekat mati. Yang besar itu nafsu, yang berat itu amanah. Yang mudah itu berbuat dosa, yang panjang itu amal saleh.
3. Kita tidak akan sanggup mengekang amarah dan hawa nafsu secara keseluruhan hingga tidak meninggalkan bekas sedikit pun dalam diri kita. Namun jika mencoba untuk mengendalikan keduanya dengan cara latihan dan kesungguhan yang kuat, tentu kita akan bisa.
4. Kebahagiaan terletak pada kemenangan memerangi hawa nafsu dan menahan kehendak yang berlebih-lebihan.
5. Hiduplah kamu bersama manusia sebagaimana pohon yang berbuah, mereka melemparinya dengan batu, tetapi ia membalasnya dengan buah.
6. Ilmu yang tidak disertai amal itu namanya gila dan amal yang tidak disertai ilmu itu akan sia-sia.
7. Dahulukanlah temanmu dari pada dirimu sendiri dalam masalah duniawi, atau atau paling tidak hendaklah bersedia memberikan bantuan materi kepada temanmu yang memerlukannya.
Sumber:
http://tz.ucweb.com/6_2LT8k
Link YouTube:
https://youtu.be/2KLJRk5bcng
Narator: Sugiri Jafar