Otoritas Bursa Efek Indonesia dan analis menilai hal ini wajar dan tak pelu dikhawatirkan karena bursa Indonesia masih terlalu menarik untuk ditinggalkan.
Indeks harga saham gabungan IHSG terus mengalami koreksi sejak awal Februari lalu mencapai tujuh persen. Ketidakpastian perekonomian Amerika Serikat jadi pemicu utama terbangnya dana asing dari bursa lokal.
Apalagi saat ini asing masih mendominasi lebih dari 55 persen pasar saham di Indonesia. Namun otoritas Bursa Efek Indonesia memastikan kondisi ini jauh dari krisis. Analis menilai koreksi pasar saham yang terjadi karena sentimen yang muncul secara global. Akibatnya rata-rata pasar saham dunia berguguran.