TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ada pemandangan berbeda di Pasar Cihapit, Jalan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan, Kelurahan Cihapit, Kota Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.
Hampir semua pedagang pasar yang berada di pusat kota itu menggunakan acuk (pakaian) Sunda.
Pedagang pria mengenakan pangsi dan pedagang wanita mengenakan kebaya.
Ya, setiap ratusan pedagang Pasar Cihapit itu sedang menjalani kegiatan Rabu Sunda.
Kegiatan mingguan di Kota Bandung yang bertujuan melestarikan budaya Sunda.
Rabu Sunda merupakan program Kota Bandung sebagai bagian dari hari-hari tematik yang berlaku di Kota Bandung.
"Kami sengaja kompak mengikuti kegiatan Rabu Sunda untuk melestarikan tradisi dan budaya Sunda dari cara berpakaian," ujar
M Rizal Faisal penanggungjawab Pasar Cihapit Cikaso, ketika ditemui Tribun.
Tak hanya berpakaian saja, menurut Rizal, tutur kata dan tingkah laku juga harus sesuai dengan budaya Sunda yang dikenal ramah dan santun diterapkan para pedagang terhadap pembeli.
Dengan begitu, pelaksanaan kegiatan Rabu Sunda tak hanya bersifat simbolis dengan memakai Acuk Sunda.
"Makanya ketika pembeli sampai di depan pintu atau berkeliling selalu disapa dengan sopan, senyum, dan santun. Jangan sampai sudah pakai Acuk Sunda, tapi sikap dan tingkah laku tidak Nyunda," kata Rizal.
Selain melestarikan budaya Sunda, kata Rizal, kekompakan menggunakan Acuk Sunda juga untuk meningkatkan pembeli.
Menurutnya, Pasar Cihapit harus menjadi pasar tradisional yang memiliki ciri khas tersendiri.
Bahkan bisa menjadi pasar wisata mengingat lokasinya di tengah kota.
"Sebetulnya kami sudah melakukan sebulan yang lalu. Tapi belum kompak. Setelah ada pertemuan dan pemahaman, alhamdulillah mulai Rabu pekan kemarin sudah mulai pakai Acuk Sunda. Ada 176 pedagang di pasar ini," ujar Rizal. (*)