Yuk Melihat Sentra Pembuatan Terompet di Banjarmasin

Tribunnews 2015-12-30

Views 8

BANJARMASIN - Tahun baru identik dengan terompet. Ya, terompet memang seakan jadi salah satu aksesori wajib buat perayaan tahun baru.

Sejak sebulan belakangan, penjual terompet mulai menjamur di Banjarmasin. Mereka banyak menjual barang dagangannya dengan mebuka lapaj di pinggiran jalan utama di Banjarmasin.

Hampir semua terompet serta aksesoris tahun baru lainnya sepetti topi kerucut dan lainnya yang dijual para pedagang, ternyata diproduksi di sebuah gang kecil di Jalan Ratu Zaleha Banjarmasin.

Tepatnya di Jalan Ratu Jaleha Gang Dewantara 9 Ujung Kelurahan Karang Mekar Banjarmasin Timur.

Di sinilah sentra pembuatan terompet dan aksesoris tahun baru lainnya.

Tak banyak, ternyata hanya dua orang warga yang aktif memproduksi terompet di gang sempit padat penduduk ini.

Mereka adalah Pak Eman serta Muhtadin. Pak Eman yang cukup senior dalam hal pembuatan terompet ini.

Sudah 14 tahun Pak Eman dan istrinya mengeruk untung di penghujung tahun dengan memproduksi terompet.

Sehari-hari, pria berusia ini sendiri adalah penjual gulali keliling.

Khusus di akhir tahun, selama 14 tahun ini ia selalu berganti profesi menjadi pembuat terompet.

Bersama sang istri, Pak Eman membuat terompet di rumah sederhana miliknya.

Peralatan dan bahan yang digunakan sederhana. Hanya lem, kertas karton, gunting dan sebagainya.

"Gampang saja, yang penting kreatif," kata dia ditemui di rumahnya.

Berbagai macam jenis dan bentuk terompet yang dibuat Pak Eman dan istrinya. Ada terompet standar berbentuk kerucut, ada pula yang lebih rumit terompet berkepala naga dan kepala ayam.

Terompet kepala naga inilah yang menurut Pak Eman salah satu produk andalan tahun baru kali ini.

Dengan bahan kombinasi potongan bahan karet sebagai sisik naga, memang harganya paling mahal dibanding terompet jenis lainnya, yang dibandrol Rp 17.000.

"Membuatnya lumayan perlu waktu. Karena bahannya dari karet, merangkainya harus hati-hati. Proses lengeleman sampai betul-betul kering bisa sampai satu minggu. Ada motif sisik naganya juga dari karet jadi lebih mahal," katanya.

Selain itu, terompet motif pelangi juga jadi yang paling laris tahun ini. Meski harganya relatif murah, Rp 15 ribu.

Pak Eman dan istrinya sendiri sebenarnya sudah mulai berproduksi sejak 6 bulan lalu.

Hal ini mengingat banyaknya pesanan yang datang terutama di akhir tahun.

Pesanan Tak cuma dari Banjarmasin, tapi sampai Kotabaru, Tanjung dan lainnya.

Bahkan sampai Muara Teweh Kalimantan Tengah.

Tak cuma para pedagang, Pak Eman juga kerap mendapat orde dari perusahaan-perusahaan yang menggelar pesta pergantian tahun.

"Makanya kalau tidak dicicil bisa keteteran. Mana cuma kami berdua yang mengerjakan. Kalau kelimpungan, minta bantu tetangga," katanya.

Masalah klasik modal tetap jadi momok bagi pelaku industri rumah tangga macam Pak Eman.

Dia mengaku modal usaha sendiri didapat dari pinjaman temannya. Begitu terus sepanjang 14 tahun dia menjalankan usaha ini.

"Tidak ada bantuan apalagi pelatihan dari pemerintah. Pinjam sana sini untuk modal. Paling tidak semalam modalnya Rp 35 juta. Alhamdulillah ada saja ujungannya," kata dia.

Penjual terompet di pinggir jalan Banjarmasin yang biasa mengambil di tempat Pak Eman, tak lain adalah para tetangganya sendiri.

"Paling tidak 25 warga yang ikut terlibat jualan terompet ini. Yang buat dua warga, sisanya jualan. Jadi semua warga merasakan manfaatnya," kata ketua RT setempat Hando.

Sayangnya lagi-lagi masalah permodalan jadi kendala.

"Pesanan terompet ini banyak sekali. Pak Eman itu sampai kewalahan. Padahal warga lainnya ingin juga usaha, tapi terkendala modal. Harapannya ada permodalan lunak dari pemerintah, supaya bisa berkembang" harapnya. (*)

Share This Video


Download

  
Report form